Minggu, 31 Desember 2017

Pengertian Laa Ilaha Illallaah - Bahasan ke-6 Al-Firqatun An-Najiyah wa Ath-Thaifatu Al-Manshurah

Pengertian Laa Ilaha Illallaah - Bahasan ke-6 Al-Firqatun An-Najiyah wa Ath-Thaifatu Al-Manshurah


Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Rasulullah , keluarganya, para sahabatnya, dan para pengikutnya yang setia mengikuti sunnahnya hingga akhir zaman.
Kali ini penulis akan menyampaikan tentang pengertian لَا إِلَهَ إلَّا اللهُ yang dibahas pada bahasan ke-6 buku Al-Firqatun An-Najiyah wa Ath-Thaifatu Al-Manshurah karya Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu dan kajian rutin Majeedr bersama Ustadz Afifi Abdul Wadud, BA di Masjid Al Mukarromah Jalan HOS Cokroaminoto, Wirobrajan, Kota Yogyakarta.

Kalimat لَا إِلَهَ إلَّا اللهُ mengandung makna penafian terhadap segala bentuk penyembahan selain Allah dan menetapkan bahwa penyembahan itu harus ditujukan kepada Allah semata. Namun terkadang kalimat ini dimaknai secara salah oleh kaum muslimin, beberapa contoh makna yang salah dari kata ini adalah:



لَا مَعْبُوْدَ إِلَّا اللهُ (tidak ada sesembahan selain Allah)

kesalahan:

1.       menyelisihi kenyataan, banyak sesembahan palsu yang disembah selain Allah

2.       maknanya bisa sangat batil, yaitu setiap yang disembah adalah Allah. Kesalahan makna ini bisa memancing seseorang memaknai Allah menyatu dengan makhluk.



لَا خَالِقَ إِلَّا الله (tidak ada pencipta selain Allah)

kalimat ini benar, tetapi bukan ini yang dimaksud dari لَا إِلَهَ إلَّا اللهُ, kalau ini yang dimaksud tentu musyrikin Quraisy tidak akan memerangi dakwah Rasulullah . Hal ini dikarenakan musyrikin Quraisy pun mengakui Allah pencipta, tetapi tidak mau mengkhususkan penyembahan hanya untuk Allah.

Lalu setelah kita mengetahui makna yang benar dan yang salah, marilah kita melanjutkan tentang pembahasan kalimat ini.

I.                    Allah berfirman:

فَا عْلَمْ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ

“Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah!” (QS. Muhammad: 19)

Mengetahui pengertian لَا إِلَهَ إلَّا اللهُ adalah wajib dan harus didahulukan dari mengetahui rukun-rukun Islam lainnya. Jika tidak dipahami, bisa salah praktiknya dalam amal. Bisa jadi seseorang tidak tersadar jatuh dalam kemusyrikan. Contohnya adalah kaum Musa yang meminta kepada Musa sesembahan seperti kaum musyrikin.

II.                  Rasulullah bersabda:

مَنْ قَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ مُخْلِصاً دَخَلَ الْجَنَّةَ

“Barang siapa mengatakan ‘tidak ada Tuhan yang berhak disembah  kecuali Allah’ dengan ikhlas, maka akan masuk surga.” (Hadits ini shahih; diriwayatkan oleh Ahmad)

Orang yang ikhlas artinya orang yang memahami benar-benar pengertian لَا إِلَهَ إلَّا اللهُ itu, mengamalkan apa-apa yang menjadi konsekuensinya, lalu mendakwahkan hal tersebut sebelum mendakwahkan hal-hal lainnya. Hal ini dikarenakan kalimat tersebut mengandung peng-Esaan Allah, yang merupakan tujuan diciptakan alam semesta ini. Berbeda dari orang-orang yang ikhlas, orang-orang munafiq mengucapkan syahadat, tetapi tidak ikhlas maupun memahaminya.

III.                Rasulullah pernah menyeru pamannya, Abu Thalib, menjelang meninggalnya:

يَا عَمِّ قُلْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ كَلِمَةً أُحِجُّ لَكَ بِهَا عِنْدَ اللهُ, وَأَبَى أَنْ يَقُولَ:
لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ

“Wahai pamanku, katakanlah, لَا إِلَهَ إلَّا اللهُ sebuah ucapan yang nantinya akan saya jadikan hujjah atas keislamanmu di hadapan Allah!” Namun pamannya itu enggan mengucapkannya.” (Hadits ini diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim)

IV.                Rasulullah tinggal di Makkah selama tiga belas tahun, beliau mengajak kaumnya, bangsa Arab, “Katakanlah: لَا إِلَهَ إلَّا اللهُ.”Namun mereka menjawab, “Kami disuruh menyembah satu Tuhan saja! Sungguh, ini suatu perkataan aneh yang belum pernah kami mendengarnya!” Hal itu karena mereka tahu betul makna dan konsekuensi dari kalimat tersebut. Mereka tahu, bahwa siapa yang berani mengucapkan kalimat tersebut berarti dia tidak mau menyembah selain Allah. Akhirnya, mereka pun tidak mau mengucapkannya.

Tentang sikap mereka itu, Allah berfirman:

إِنَّهُمْ كَانُوا إِذَا قِيلَ لَهُمْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ يَسْتَكْبِرُونَ (35) وَيَقُولُونَ أَئِنَّا لَتَارِكُو آلِهَتِنَا لِشَاعِرٍ مَجْنُونٍ (36) بَلْ جَاءَ بِالْحَقِّ وَصَدَّقَ الْمُرْسَلِينَ (37)

“Sesungguhnya,dahulu, apabila dikatakan kepada mereka لَا إِلَهَ إلَّا اللهُ, mereka menyombongkan diri. Dan mereka berkata, ‘Apakah kami harus meninggalkan sesembahan-sesembahan kami hanya karena perkataan seorang penyair gila itu?” Padahal sesungguhnya (Muhammad) itu datang membawa kebenaran dan membenarkan adanya Rasul-Rasul sebelumnya.” (QS. Ash-Shaffat 35-37)

Rasulullah pernah bersabda:

مَنْ قَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَ كَفَرَ بِمَا يُعْبَدُ مِنْ دُوْنِ اللهِ حَرُمَ مَالُهُ وَ دَمُهُ

“Barang siapa mengucapkan لَا إِلَهَ إلَّا اللهُ  dan mengingkari adanya sesembahan selain Allah, maka harta dan darahnya haram (untuk dirampas).” (Hadits ini diriwayatkan oleh Muslim)

Hadits di atas maknanya adalah bahwa mengucapkan syahadat megharuskan kita mengkufuri dan mengingkari semua bentuk beribadatan kepada selain Allah, seperti meminta kepada orang yang sudah meninggal, dan bentuk-bentuk peribadatan lainnya.

Anehnya, ada sebagian kaum muslimin yang telah mengucapkan syahadat dengan lisan mereka, akan tetapi ucapan tersebut bertentangan dengan perbuatannya, karena ternyata mereka masih saja memohon kepada selain Allah.

V.                  Perkataan لَا إِلَهَ إلَّا اللهُ adalah landasan tauhid dan Islam, serta merupakan pedoman yang sempurna bagi kehidupan seseorang; dan itu akan terwujud bila dia mau beribadah hanya karena Allah semata, hanya mau tunduk kepada Allah saja, berdoa hanya kepada Allah, dan hanya berhukum dengan syariat-syariatnya.

VI.                Ibnu Rajab berkata, “Kata اَلْإِلَهُ artinya ialah Dzat yang ditaati dan dipatuhi dengan penuh rasa harap-harap cemas, pengagungan, kepasrahan, yang disertai pula dengan permohonan dan permintaan kepada-Nya. Sikap-sikap semacam itu tidak boleh ditujukan kecuali hanya kepada Allah. Barang siapa menempatkan selain Allah untuk mendapatkan perlakuan perlakuan seperti itu, padahal itu adalah semata-mata merupakan hak Allah, maka berarti dia telah merusak kemurnian ucapan لَا إِلَهَ إلَّا اللهُ-nya, disebabkan dia telah pula menunjukkan ibadahnya itu kepada makhluk.

VII.              Sesungguhnya ucapan لَا إِلَهَ إلَّا اللهُ akan bermanfaat bagi yang telah mengucapkannya, bila dia tidak membatalkan ucapan tersebut dengan berbuat kesyirikan, sebagaimana hadats dapat membatalkan wudhu seseorang. Rasulullah bersabda:

مَنْ كَانَ أَخِرُ كَلَامِهِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ دَجَلَ الْجَنَّةَ

“Barang siapa yang akhir ucapannya لَا إِلَهَ إلَّا اللهُ , maka akan masuk surga.” (Hadits ini hasan; diriwayatkan oleh Al-Hakim)

baca juga: Permudah Jalanmu Menuju Surga

1 komentar:

  1. Casino Site | Live Casino, Blackjack, Slots, Poker,
    Casino Site. Live Casino is the one place where you can indulge in the hottest of gaming fun with slots, live tables, live blackjack and live luckyclub.live dealers.

    BalasHapus