Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Rasulullah ﷺ, keluarganya, para sahabatnya, dan para pengikutnya yang setia mengikuti sunnahnya hingga akhir zaman.
Kali ini penulis akan menyampaikan tentang pengertian لَا إِلَهَ إلَّا اللهُ yang dibahas pada bahasan ke-6 buku Al-Firqatun An-Najiyah wa Ath-Thaifatu Al-Manshurah karya Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu dan kajian rutin Majeedr bersama Ustadz Afifi Abdul Wadud, BA di Masjid Al Mukarromah Jalan HOS Cokroaminoto, Wirobrajan, Kota Yogyakarta.
Kali ini penulis akan menyampaikan tentang pengertian لَا إِلَهَ إلَّا اللهُ yang dibahas pada bahasan ke-6 buku Al-Firqatun An-Najiyah wa Ath-Thaifatu Al-Manshurah karya Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu dan kajian rutin Majeedr bersama Ustadz Afifi Abdul Wadud, BA di Masjid Al Mukarromah Jalan HOS Cokroaminoto, Wirobrajan, Kota Yogyakarta.
Kalimat
لَا
إِلَهَ إلَّا اللهُ mengandung
makna penafian terhadap segala bentuk penyembahan selain Allah dan menetapkan
bahwa penyembahan itu harus ditujukan kepada Allah semata. Namun terkadang
kalimat ini dimaknai secara salah oleh kaum muslimin, beberapa contoh makna
yang salah dari kata ini adalah:
لَا مَعْبُوْدَ إِلَّا اللهُ (tidak ada sesembahan selain Allah)
kesalahan:
1.
menyelisihi
kenyataan, banyak sesembahan palsu yang disembah selain Allah
2.
maknanya
bisa sangat batil, yaitu setiap yang disembah adalah Allah. Kesalahan makna ini
bisa memancing seseorang memaknai Allah menyatu dengan makhluk.
لَا
خَالِقَ إِلَّا الله (tidak ada pencipta selain Allah)
kalimat
ini benar, tetapi bukan ini yang dimaksud dari لَا إِلَهَ إلَّا
اللهُ, kalau ini yang dimaksud tentu musyrikin
Quraisy tidak akan memerangi dakwah Rasulullah ﷺ. Hal ini dikarenakan musyrikin Quraisy pun
mengakui Allah pencipta, tetapi tidak mau mengkhususkan penyembahan hanya untuk
Allah.
Lalu setelah kita mengetahui
makna yang benar dan yang salah, marilah kita melanjutkan tentang pembahasan
kalimat ini.
I.
Allah
berfirman:
فَا عْلَمْ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا
اللهُ
“Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tiada
Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah!” (QS.
Muhammad: 19)
Mengetahui pengertian لَا
إِلَهَ إلَّا اللهُ adalah wajib dan
harus didahulukan dari mengetahui rukun-rukun Islam lainnya. Jika tidak
dipahami, bisa salah praktiknya dalam amal. Bisa jadi seseorang tidak tersadar
jatuh dalam kemusyrikan. Contohnya adalah kaum Musa yang meminta kepada Musa
sesembahan seperti kaum musyrikin.
II.
Rasulullah ﷺ bersabda:
مَنْ قَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ
مُخْلِصاً دَخَلَ الْجَنَّةَ
“Barang siapa mengatakan ‘tidak ada Tuhan
yang berhak disembah kecuali Allah’
dengan ikhlas, maka akan masuk surga.” (Hadits ini shahih; diriwayatkan oleh
Ahmad)
Orang
yang ikhlas artinya orang yang memahami benar-benar pengertian لَا
إِلَهَ إلَّا اللهُ itu,
mengamalkan apa-apa yang menjadi konsekuensinya, lalu mendakwahkan hal tersebut
sebelum mendakwahkan hal-hal lainnya. Hal ini dikarenakan kalimat tersebut
mengandung peng-Esaan Allah, yang merupakan tujuan diciptakan alam semesta ini.
Berbeda dari orang-orang yang ikhlas, orang-orang munafiq mengucapkan syahadat,
tetapi tidak ikhlas maupun memahaminya.
III.
Rasulullah ﷺ pernah menyeru pamannya, Abu
Thalib, menjelang meninggalnya:
يَا عَمِّ قُلْ لَا إِلَهَ إِلَّا
اللهُ كَلِمَةً أُحِجُّ لَكَ بِهَا عِنْدَ اللهُ, وَأَبَى أَنْ يَقُولَ:
لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ
لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ
“Wahai pamanku, katakanlah, لَا
إِلَهَ إلَّا اللهُ sebuah ucapan yang
nantinya akan saya jadikan hujjah atas keislamanmu di hadapan Allah!” Namun
pamannya itu enggan mengucapkannya.” (Hadits ini
diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim)
IV.
Rasulullah ﷺ tinggal di Makkah selama
tiga belas tahun, beliau mengajak kaumnya, bangsa Arab, “Katakanlah: لَا
إِلَهَ إلَّا اللهُ.”Namun mereka menjawab, “Kami disuruh
menyembah satu Tuhan saja! Sungguh, ini suatu perkataan aneh yang belum pernah
kami mendengarnya!” Hal itu karena mereka tahu betul makna dan konsekuensi dari
kalimat tersebut. Mereka tahu, bahwa siapa yang berani mengucapkan kalimat
tersebut berarti dia tidak mau menyembah selain Allah. Akhirnya, mereka pun
tidak mau mengucapkannya.
Tentang sikap mereka
itu, Allah berfirman:
إِنَّهُمْ كَانُوا إِذَا قِيلَ لَهُمْ لَا
إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ يَسْتَكْبِرُونَ (35) وَيَقُولُونَ
أَئِنَّا لَتَارِكُو آلِهَتِنَا لِشَاعِرٍ مَجْنُونٍ (36) بَلْ
جَاءَ بِالْحَقِّ وَصَدَّقَ الْمُرْسَلِينَ (37)
“Sesungguhnya,dahulu,
apabila dikatakan kepada mereka لَا إِلَهَ إلَّا
اللهُ, mereka
menyombongkan diri. Dan mereka berkata, ‘Apakah kami harus meninggalkan
sesembahan-sesembahan kami hanya karena perkataan seorang penyair gila itu?”
Padahal sesungguhnya (Muhammad) itu datang membawa kebenaran dan membenarkan
adanya Rasul-Rasul sebelumnya.” (QS. Ash-Shaffat 35-37)
Rasulullah ﷺ pernah bersabda:
مَنْ قَالَ
لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَ كَفَرَ بِمَا يُعْبَدُ مِنْ دُوْنِ اللهِ حَرُمَ
مَالُهُ وَ دَمُهُ
“Barang siapa mengucapkan لَا
إِلَهَ إلَّا اللهُ dan mengingkari
adanya sesembahan selain Allah, maka harta dan darahnya haram (untuk dirampas).”
(Hadits ini diriwayatkan oleh Muslim)
Hadits
di atas maknanya adalah bahwa mengucapkan syahadat
megharuskan kita mengkufuri dan mengingkari semua bentuk beribadatan kepada
selain Allah, seperti meminta kepada orang yang sudah meninggal, dan
bentuk-bentuk peribadatan lainnya.
Anehnya,
ada sebagian kaum muslimin yang telah mengucapkan syahadat dengan
lisan mereka, akan tetapi ucapan tersebut bertentangan dengan perbuatannya,
karena ternyata mereka masih saja memohon kepada selain Allah.
V.
Perkataan
لَا
إِلَهَ إلَّا اللهُ adalah landasan tauhid dan Islam,
serta merupakan pedoman yang sempurna bagi kehidupan seseorang; dan itu akan
terwujud bila dia mau beribadah hanya karena Allah semata, hanya mau tunduk
kepada Allah saja, berdoa hanya kepada Allah, dan hanya berhukum dengan
syariat-syariatnya.
VI.
Ibnu
Rajab berkata, “Kata اَلْإِلَهُ artinya ialah Dzat yang ditaati dan dipatuhi dengan
penuh rasa harap-harap cemas, pengagungan, kepasrahan, yang disertai pula
dengan permohonan dan permintaan kepada-Nya. Sikap-sikap semacam itu tidak
boleh ditujukan kecuali hanya kepada Allah. Barang siapa menempatkan selain
Allah untuk mendapatkan perlakuan perlakuan seperti itu, padahal itu adalah
semata-mata merupakan hak Allah, maka berarti dia telah merusak kemurnian
ucapan لَا إِلَهَ إلَّا اللهُ-nya,
disebabkan dia telah pula menunjukkan ibadahnya itu kepada makhluk.
VII.
Sesungguhnya
ucapan لَا إِلَهَ إلَّا اللهُ akan bermanfaat bagi
yang telah mengucapkannya, bila dia tidak membatalkan ucapan tersebut dengan
berbuat kesyirikan, sebagaimana hadats dapat membatalkan wudhu
seseorang. Rasulullah ﷺ bersabda:
مَنْ كَانَ أَخِرُ كَلَامِهِ لَا
إِلَهَ إِلَّا اللهُ دَجَلَ الْجَنَّةَ
“Barang siapa yang akhir
ucapannya لَا إِلَهَ إلَّا اللهُ
, maka akan masuk surga.”
(Hadits ini hasan; diriwayatkan oleh Al-Hakim)
baca juga: Permudah Jalanmu Menuju Surga
baca juga: Permudah Jalanmu Menuju Surga
Casino Site | Live Casino, Blackjack, Slots, Poker,
BalasHapusCasino Site. Live Casino is the one place where you can indulge in the hottest of gaming fun with slots, live tables, live blackjack and live luckyclub.live dealers.