Kamis, 28 Desember 2017

Sinopsis, Nilai, Amanat Antologi Cerpen Rectoverso Karya Dee (Dewi Lestari)

Sinopsis, Nilai, Amanat Antologi Cerpen Rectoverso Karya Dee (Dewi Lestari)

judul                      : Curhat buat Sahabat
sinopsis                 :
            Curhat buat Sahabat merupakan cerpen pertama dalam Rectoverso. Cerpen tersebut menceritakan tokoh kamu curhat kepada sahabatnya, tokoh aku. Hal menarik di dalam cerpen ini adalah hanya terdapat tokoh aku, kamu, dan tokoh dia.

               Kamu menyatakan dirinya sudah tidak butuh tokoh dia lagi, yang dulu kamu tergila-gila padanya. Yang kamu butuhkan adalah orang yang menyayangi kamu ketika kamu sakit, dan segelas air putih.

             Aku ingat malam itu, telepon aku berdering pukul setengah dua belas malam. Kamu minta dibawakan obat flu dan segelas air hangat. Sayangnya aku tak punya jas hujan dan aku terlalu terburu-buru untuk membawa baju ganti. Aku menunggui kamu sampai kamu ketiduran. Aku lupa bahwa berbaju basah di tengah malam bisa mengundang penyakit.

               Lalu aku bertanya, apa yang akan kamu perbuat. Sesungguhya kamu sudah tahu harus berbuat apa, sebagaimana kamu tahu perasaan kamu. Kamu hanya butuh kalimat tanya. Kamu menjawab bahwa kamu akan diam. Tidak ada lagi usaha macam-macam, mimpi muluk-muluk. Karena kamu yakin di luar sana, pasti ada orang yang tulus sayang kamu, yang mau menemani kamu saat sakit.

               Sesuatu dalam ruangan itu terlalu menyakitkan bagi aku. Entah anggur itu terlalu tua atau cinta itu terlalu tua bagi aku. Aku merapatkan jaket.

                Kamu memastikan apakah aku sakit. Aku mengiyakan. Kamu memastikan lagi apakah datang ke rumah kamu hujan-hujan adalah penyebabnya. Aku mengiyakan lagi.

               Sebotol mahal anggur putih ada di depan mata kamu, tapi kamu tak pernah tahu. Kamu terus menanti. Segelas air putih.


nilai                 : a) moral                             : merawat teman yang sakit

b) kemanusiaan                  : - cinta, kamu yang telah mencintai seseorang

                                            - bersahabat, persahabatan antara aku dan kamu

c) budaya                            : budaya barat, bersulang minuman anggur

amanat            : Terkadang kita mengetahui penyelesaian dari masalah kita sendiri. Kita hanya perlu merenung dan memberikan pertanyaan kepada diri sendiri untuk mendapatkan jawaban.
 ________________________________________________________________________________

judul                     : Malaikat Juga Tahu
sinopsis                :

              Malaikat Juga Tahu merupakan cerpen kedua dalam Rectoverso, menceritakan persahabatan Abang dengan tokoh perempuan. Abang mengidap autis pada saat dunia kedokteran masih awam soal autisme sehingga tak pernah tertangani dengan baik.

                Perempuan itu hafal rutinitas ketat Abang. Abang memangkas rumput setiap Selasa, Kamis, dan Sabtu. Mencuci baju putih setiap Senin, baju gelap setiap Rabu, baju berwarna sedang setiap Jumat. Masih ada rutinitas-rutinitas lainnya yang saklek. Mengubah rutinitas itu sama saja dengan menawar bumi agar berhenti mengedari matahari.

                Banyak orang bertanya-tanya tentang persahabatan, topik obrolan mereka, dan apa kegiatan perempuan itu selama bersama Abang. Bukannya tidak mungkin berkomunikasi wajar dengan Abang, hanya saja perlu sabar. Sekalipun Abang pandai menghafal dan bermain angka, ia tak bisa mengobrolkan makna. Dia tidak memahami mengapa orang-orang harus pergi bekerja dan mengapa mereka bercita-cita.

                Perempuan itu  tahu sesuatu yang orang lain tidak. Abang adalah pendengar yang luar biasa. Perempuan itu bisa bebas bercerita masalah percintaannya yang berjubel. Tidak seperti kebanyakan orang, Abang tidak berusaha memberikan solusi. Abang menimpali keluh kesahnya dengan menyebutkan daftar album Genesis dan tahun berapa saja terjadi pergantian anggota. Abang tidak bisa beradu mata lama, tapi sedetik pun Abang tak pernah pergi darinya. Abang bisa jadi sahabat luar biasa.

               Barangkali semuanya tetap sama jika Bunda (ibu Abang) tidak menemukan surat yang ditulis Abang. Ia menulis surat cinta- kumpulan kalimat tak tertata yang bercampur dengan menu makanan Dobi, blasteran Doberman yang tinggal tunggu ajal. Tapi Bunda tahu itu adalah surat cinta. Perempuan itu masuk dalam rutinitas Abang.

             Sang adik (adik abang) memacari perempuan itu. Bunda mengajak bicara adik dan perempuan itu. Bunda memaksa perempuan itu harus tetap datang setiap malam minggu, dan mereka tidak boleh terlihat seperti kekasih. Hanya dengan cara itu Abang dapat bertahan. Selepas berbicara dengan Bunda, mereka sepakat untuk selamanya pergi dari kehidupan rumah itu. Tidak mungkin mereka terpenjara setiap minggu di sana. Lalu, Abang mengamuk setiap malam minggu.


nilai                 : a) moral                             : berteman tanpa memandang kecacatan orang lain

b) kemanusiaan               : - bersahabat, persahabatan antara Abang dan perempuan                                      itu

                                             - cinta, Abang yang mencintai perempuan itu

c) budaya                : kawin lari, sang adik bersama perempuan itu pergi                                                selamanya dari rumah Bunda
amanat                 : Bisa jadi seseorang yang memiliki kekurangan akan tetap bisa menjadi sahabat luar biasa. Namun persahabatan luar biasa itu bisa jadi juga memerlukan usaha luar biasa. 
_________________________________________________________________________________


judul                     : Selamat Ulang Tahun

sinopsis                : 



               Cerpen ketiga dalam Rectoverso ini menceritakan tokoh aku menunggu diucapkan selamat ulang tahun oleh sahabatnya, tokoh kamu. Lagi-lagi cerpen ini hanya berisikan tokoh aku dan kamu.

               Kamu selalu tergila-gila berprosesi. Perayaan dan peringatan menyesaki kalender mereka berdua sepanjang tahun. Dengan cara kamu mengagumkan momentum, kamu membuat aku ikut percaya betapa sakralnya peluk cium 14 Februari yang harus jatuh tepat pada 00.00. Kamu membuat aku percaya ada poin tambahan jika memperlakukan hidup seperti arena balap lari.
                Malam itu kamu menantang aku berhitung dengan stop-watch. Seharusnya telepon aku berdering, tetapi detik itu, jarum jam itu terus berlalu. Aku masih menunggu kamu mengucapkan apa yang harusnya kamu ucapkan, berjam-jam yang lalu: selamat ulang tahun.

nilai                        : kemanusiaan, yaitu berharap. Aku berharap diucapkan selamat ulang tahun
                                 oleh sahabatnya
amanat                 : Seharusnya kita menepati janji dan konsisten terhadap perkataan kita.

_________________________________________________________________________________

judul                     : Aku Ada 
sinopsis                :
 
               Aku Ada menceritakan Kirana, hantu yang selalu ‘mengikuti’ sahabatnya ketika masih hidup yaitutokoh kau. Bahasa yang Kirana tahu kini hanya perasaan. Kirana mencintai kau tanpa perlu apa-apa. Ada pesan yang ingin disampaikan Kirana kepada kau, tinggal cara yang menyimpan rahasia.

            Senja itu, kau sedang berjalan di pantai. Seorang lelaki berlari menyusul kau, meneriakkan keras  nama kau hingga kau menoleh. Kau berseri. Rona yang dihafal Kirana kembali lagi. Kirana ingin meneriakkan bahagia itu, tetapi entah dengan cara apa.

                Lelaki itu dan kau saling mendekap erat. Lelaki itu bertanya, kapan kau pulang. Namun, kau menggeleng dan berkata bahwa kau ingin di sana sebentar lagi. Lelaki itu mengangguk mantap. Ia tahu ke mana hati kau berlabuh, dan ke mana sesekali hati kau berlayar.

             Kau menunggu lelaki itu pergi sebelum kembali melangkah. Tak ada jejak Kirana di samping kau. Tak ada siapa-siapa. Namun, Kirana merasa mereka melangkah bersama. Entah bagaimana bisa begitu.

               Jarang kau menangis, tetapi mata kau terus bertanya. Bahasa Kirana yang hanya rasa susah melekat pada kata, tetapi Kirana tahu apa yang  kau tanya, dan Kirana tahu jawabannya. Di karang kecil yang selalu sama, langkahmu terhenti. Kau duduk di sana menghadap lautan. Napas dan duduk kau mulai kaku. Seperti ingin selaras dengan ombak, napas kau kian panjang, hingga di satu titik berubah memburu. Terjadi gemuruh di lautan hati kau. Kau melorot dari karang itu. Punggung kau berguncang.

                Kirana tahu apa yang terjadi, apa yang kau tangiskan, apa yang bisa menghibur kau, tetapi cara itu masih menjadi rahasia. Kau berlari menuju ombak, mencoba bunuh diri. Ingin rasanya Kirana ikut berlari, berteriak agar kau kembali, mencengkeram bahu kau agar tahu Kirana ada di sini.

                Kayuhan kau terhenti. Kau merasakan ombak yang dengan aneh mengembalikan kau mundur. Kau menatap laut dengan tatapan asing. Mata kau berkaca-kaca, bibir kau tersenyum, lalu kau mulai menangis sambil tertawa. Kirana tahu apa yang kau sadari, syukuri, dan kini aku tahu cara berbicara denganmu.

                Pesan itu tiba. Kau hanya perlu merasa dan biarkan alam berbicara. Kirana dan kau hari itu sama-sama mengetahui rahasia: cinta adalah Kirana, cinta adalah kau, cinta adalah lelaki itu, cinta tak pernah mati, dan Kirana tahu kau tahu Kirana ada.


nilai                       : estetika, yaitu terdapat keindahan bahasa dalam cerpen ini. contoh:

                “Matamu mencari  bola merah yang disembunyikan aranakan awan mendung. .... Sesekali pula kau buang pandangan ke belahan langit di bahu kananmu, yang berwarna-warni antara ungu, biru, dan abu, yang menggetarkanmu sama hebatnya dengan bola merah yang kau telisik sejak tadi.”
amanat                 : Hargai nyawa diri sendiri dan jangan bunuh diri.
_________________________________________________________________________________

judul                     : Hanya Isyarat
sinopsis                :

 Hanya Isyarat menceritakan tokoh aku yang penasaran tentang warna mata seorang wanita, dan tokoh aku tertarik padanya. Entah hijau, entah coklat muda. Tempat hiburan malam itu memang didesain dengan penerangan yang buruk. Bohlam berkelip-kelip warna-warni, sebaiknya jangan dilihat lebih dari satu menit karena membuat mata sakit. Salah satu di antara wanita itu dan teman-temannya meminta lampu-lampu itu dimatikan. Sakelar dipadamkan.
Sesungguhnya, aku hanya ingin melihat wanita itu dari belakang. Namun, aku terpaksa duduk di samping wanita itu karena aku diajak bermain bertukar cerita paling sedih, dan yang menang boleh memilih siapa pun untuk melakukan apa pun dan tidak boleh ditolak. Aku memenangkan permainan dan meminta wanita itu untuk menghidupkan kembali lampu warna-warni tadi.
Lalu aku memilih untuk kembali duduk lebih jauh di belakang wanita itu. Aku sudah melihat mata wanita itu. Matanya cokelat muda. Itu sudah lebih dari cukup bagi aku.

nilai               : a) budaya                          : budaya Barat, yaitu tempat hiburan malam
                     b) kemanusiaan               : tertarik terhadap lawan jenis, ditunjukkan oleh si pria yang                                             tertarik kepada si wanita
                    c) moral                          : merasa cukup dan tidak berkeinginan berlebih, ditunjukkan  oleh sikap si pria
amanat           : Sebaiknya kita merasa cukup dan tidak berkeinginan berlebih. 
_________________________________________________________________________________

judul                     : Peluk
sinopsis                :



Peluk menceritakan tokoh aku yang ingin berpisah dengan kekasihnya. Kedua kekasih itu bertengkar. Si perempuan tidak ingin berpisah dengan tokoh aku.

Hati adalah air, aku menyimpulkan. Baru mengalir jika menggulir dari tempat tinggi ke tempat yang lebih rendah. Ada gravitasi yang secara alamiah menggiringnya. Jika peristiwa jatuh hati diumpamakan air terjun, aku bersama kekasih sudah merasakan terjun, jumpalitan, lompat indah. Namun, kanal hidup membawa aliran itu ke sebuah tempat datar, dan hati aku berhenti mengalir.
 Aku hanya ingin mengalir. Hati aku belum mau mati. Menurut aku, aliran itu harus kembali memecah dua agar aku dan kekasih  sama-sama bergerak. Kekasih tidak terima dan meledak murka. Bentakannya membuat aku tahu-tahu merengkuhnya. Berangsur, tubuh kekasih tenang. Aku dan kekasih menangis. Lengan kekasih balik mendekap aku.
Aku tahu aku telah dimengerti, lalu aku pergi dan tak kembali.

nilai                      : estetis, yaitu aku mengasosiasikan hati dengan air
amanat                 : Sebaiknya kita tidak memulai hubungan kasih bila kita tidak serius sehingga akhirnya hanya berujung pisah.

 ________________________________________________________________________________

judul                     : Grow a Day Older
sinopsis                :



Grow a Day Older menceritakan tokoh aku, seorang wanita yang telah memiliki pacar, tetapi juga saling tertarik kepada tokoh dia, pria lain yang juga sudah punya pacar. Aku ingin meninggalkan dia dengan cara mengirim kado ulangtahun berisi tape rekaman lagu buatan aku sendiri, kartu ucapan, dan surat perpisahan ke resepsionis kantor dia. Namun rencana aku gagal, aku bertemu dia tepat di resepsionis kantor.

Dia mengajak aku ke ruangannya. Setelah bercakap-cakap dan berpelukan, aku berubah pikiran dan dengan cepat mengambil surat perpisahan dari paket kado.

nilai                      : moral, yaitu tokoh aku berusaha menjadi setia
amanat                 : Sudah selayaknya seseorang setia kepada pasangannya.


 ________________________________________________________________________________

judul                     : Cecak di Dinding
sinopsis                :
Cecak di Dinding berisi tentang seorang pelukis yang mencintai perempuan penggemar lukisannya. Namun ternyata perempuan tersebut telah dipacari oleh sahabatnya dan akan menikah. Pelukis itu patah hati.
Pelukis itu melukis ruangan kosong di rumah sahabatnya menjadi sebuah studio lukis yang khusus dipersembahkan untuk perempuan itu sebagai hadiah pernikahan. Ia melukis, sampai lewat tengah malam, hingga tertidur lelah di lantai studio. Ada kelegaan luar biasa yang dirasanya. Dalam studio itu, akhirnya ia mengetahui apa yang ia inginkan. Bahagia dengan satu kejujuran. Kemudian, berserah dalam ketakberdayaan. Ia bahkan tidur sambil tersenyum.
Mengendap-endap, perempuan itu membuka pintu studionya. Lampu di studio masih menyala benderang. Didapatinya ruangan itu terlihat kosong tanpa lukisan. Tentu saja terlihat kosong karena perempuan itu tidak tahu bahwa si pelukis menggunakan bahan fluoroscense. Lambat laun, sehamparan pola muncul. Dan ketika pandangannya terfokus, hamparan itu tahu-tahu menyesaki ruangan bagai air bah yang menerjangnya tanpa diduga.
Terdengan bunyi sakelar lamu dimatikan. Studio itu gulita dan pada detik yang sama, ia merasa dikepung larik-larik sinar menyilaukan. Ratusan cecak berpendar, menyelimuti dinding dan langit-langit. Membungkusnya dalam takjub.
Pelukis  berjalan mendekat, lalu berdiri sangat dekat dengan perempuan itu. Pelukis itu membisikkan kutitipkan mereka untuk menjaga kamu... mengagumi kamu. Lalu, pelukis itu pergi.
Cecak-cecak di dinding. Diam-diam merayap. Hati perempuan itulah nyamuk, yang... Hap! Selamanya tertangkap.

nilai                        : a) estetis                   : keindahan studio lukis
                         b) kemanusiaan       : cinta, pelukis mencintai perempuan penggemar lukisannya
amanat                    : Sebaiknya kita ikhlas terhadap apa yang tidak bisa kita miliki.
 ________________________________________________________________________________


judul                     : Firasat
sinopsis                :



Firasat menceritakan tokoh aku yang tertarik dengan ketua di sebuah kelompok yang bernama Firasat. Firasat merupakan suatu kelompok dengan kegiatan saling bertukar pengalaman tentang firasat yang mereka alami. Berbagai firasat telah mereka bagi kepada anggota kelompok yang lain. Namun, sejak awal bergabung aku itu tak pernah sekali pun berkisah tentang firasatnya. Aku lebih memilih untuk diam karena merasa mendengarkan sudah cukup.

Tujuan aku ikut dalam Firasat adalah pria itu. Pada pertemuan yang ke-52 aku membawa kue yang nantinya akan aku bagikan ke seluruh anggota kelompok. Kue itu semata-mata aku bawa karena pertemuan kali ini adalah tepat setahun aku bergabung dengan kelompok itu. Aku pun tak lupa membawakan sepotong kue untuk pria itu.

Lama kelamaan aku dan pria itu dekat. Pada suatu hari pria itu pamit untuk pulang ke kampungnya. Aku sedih dan memiliki firasat buruk tentang kepulangannya, tetapi tidak bisa mengungkapkannya. Lalu aku bertanya kepadanya apakah kepulangannya bisa ditunda. Namun pria itu tetap akan pulang pada hari tersebut. Aku hanya mampu berpesan agar pria itu agar cepat pulang. Semua sungai pulang ke laut, kata pria itu.
Esok harinya, firasat itu semakin jelas. Aku mengetahuinya sejak berjumpa dengan pria itu kali pertama. Aku merasakannya semenjak ia mendekat. Sebagaimana aku tahu soal mendiang ayah aku. Aku berlari ke tengah hujan. Dia sudah ‘pergi’.
Ibu menenangkan aku. Setitik rasa hangat muncul, berbaur dengan dingin dingin hujan. Menggundung di pelupuk mata aku, lalu meleleh di pipi. Ibu tahu ke mana air hujan ini pergi? setengah berbisik aku bertanya. Ibu mengangguk, Ke laut, Nak.

nilai                        : a) moral                             : berbagi, aku berbagi kue dengan  klub Firasat
                                 b) kemanusiaan                 : cinta, aku mencintai pria itu
amanat                    : Sebaiknya kita mengikhlaskan apa yang pergi dari kita.

 ________________________________________________________________________________


judul                     : Tidur
sinopsis                :



              Tidur mengisahkan tokoh aku, seorang wanita karir yang bekerja di luar negeri dan harus meninggalkan suami dan dua orang anaknya di Indonesia.

                Setelah dua tahun, aku memutuskan untuk meninggalkan pekerjaan dan kembali kepada keluarga. Pada hari aku kembali, aku merasa gelisah, canggung yang bercampur aduk di hati. Dalam pesawat menuju Indonesia, saat para penumpang lain terlelap aku justru terjaga. Bahkan ketika telah sampai di Jakarta aku tidak langsung pulang ke rumah, melainkan pergi ke pantai. Kegugupan melumpuhkan aku. Aku mengalami depresi karena rasa bersalah meninggalkan keluarga.
              Aku sampai rumah pada malam hari ketika suami dan kedua anak terlelap. Dalam hati aku meminta maaf. Aku merasakan kebahagian dengan cara yang sangat sederhana, yaitu menatapi ketiganya tidur nyenyak. Aku akan memulai kembali semuanya dengan benar dari awal.

nilai                 : moral, yaitu aku merasa bersalah karena telah meninggalkan keluarganya untuk bekerja di luar negeri
amanat                 : bisa bersama keluarga setaip hari lebih berharga daripada sukses dalam berkarir

 ________________________________________________________________________________


judul                     : Back to Heaven’s Light
sinopsis                :

Back to Heaven’s Light menceritakan tokoh aku hadir dalam upacara pemakaman mendiang suami tokoh dia. Para hadirin bertanya-tanya dalam batin karena dia hanya menangis dan bersedih ketika suami di penghujung maut, tetapi tidak setelahnya.

Dia hadir dengan gaun perak abu-abu dan senyuman indah. Sebuah senyuman yang menghela napas dan membuat aku dan para hadirin berpakaian hitam gemetar. Aku teringat ketika dia menangis melihat suaminya dengan napas-napas terakhirnya, dia meminta semua meninggalkan mereka berdua. Semua merasa tidak berhak untuk menolak. Dia perlu disampingnya di waktu-waktu terakhirnya.

Lima belas menit dia telah di dalam ruangan. Namun yang terjadi setelahnya tidak semua kira. Dia membuka pintu. Air matanya menghilang walau hidungnya masih merah. Dengan tegap dan tenang dia berkata bahwa suaminya telah pulang.
Dia menyambut dengan simpati orang-orang yang datang untuk mengungkapkan turut berduka dan membebaninya dengan cerita-cerita tentang suaminya. Bahkan orang-orang menangis, tetapi dia tidak terpengaruh. Orang-orang berkata kepada dia bahwa semuanya akan baik-baik saja, tetapi jelas dia terlihat baik-baik saja dan orang-orang tersebut justru tidak. Orang-orang berkata kepadanya bahwa dia boleh menangis. Namun dia menjawab bahwa dia akan berduka lain waktu. Hari-hari telah berlalu tetapi dia tetap tidak berduka.
Dengan pelantang dia berkata bahwa tidak ada yang perlu disalahkan dan dia telah memaafkan suaminya atas kepergiannya, memaafkan dirinya sendiri untuk tetap, dan memaafkan hidup karena telah membuat kelahiran dan kematian.
Dia bercerita bahwa tak lama setelah dia dan suami menikah, suaminya bermimpi. Suaminya bepergian di lautan hitam, sendiri di perahu malam. Kegelapan itu terlihat tanpa batas. Tiba-tiba dia melihat cahaya halus. Suaminya berhenti bercerita dan menangis. Dia bertanya mengapa suaminya menangis, mungkin saja itu cahaya surga. Suaminya menjawab kamu yang aku lihat di cahaya.
Orang-orang menangis, dan dia lanjut bercerita. Hal itu terjadi kembali ketika suaminya sekarat. Suaminya berkata Aku kembali ke lautan gelap tanpa mula tanpa akhir. Mengapa kamu menangis? Aku akan menemukanmu lagi.
Dia tidak berduka karena suaminya ada di hatinya. Kini aku paham, dan suami dia juga ada di hati aku.

nilai                     : moral, yaitu tokoh dia yang tegar ditinggal suaminya
amanat                : Sebaiknya kita tegar dan sabar atas cobaan yang menimpa kita.
 

Baca juga: Ulasan Penokohan Novel Supernova 3: Petir

Tidak ada komentar:

Posting Komentar