judul : Curhat
buat Sahabat
sinopsis :
Curhat
buat Sahabat merupakan cerpen pertama dalam Rectoverso. Cerpen
tersebut menceritakan tokoh kamu curhat kepada sahabatnya, tokoh aku.
Hal menarik di dalam cerpen ini adalah hanya terdapat tokoh aku, kamu,
dan tokoh dia.
Kamu
menyatakan dirinya sudah tidak butuh tokoh dia lagi, yang dulu kamu
tergila-gila padanya. Yang kamu butuhkan adalah orang yang menyayangi kamu
ketika kamu sakit, dan segelas air putih.
Aku
ingat malam itu, telepon aku berdering pukul setengah dua belas malam. Kamu
minta dibawakan obat flu dan segelas air hangat. Sayangnya aku tak punya
jas hujan dan aku terlalu terburu-buru untuk membawa baju ganti. Aku
menunggui kamu sampai kamu ketiduran. Aku lupa bahwa
berbaju basah di tengah malam bisa mengundang penyakit.
Lalu
aku bertanya, apa yang akan kamu perbuat. Sesungguhya kamu
sudah tahu harus berbuat apa, sebagaimana kamu tahu perasaan kamu.
Kamu hanya butuh kalimat tanya. Kamu menjawab bahwa kamu
akan diam. Tidak ada lagi usaha macam-macam, mimpi muluk-muluk. Karena kamu
yakin di luar sana, pasti ada orang yang tulus sayang kamu, yang mau
menemani kamu saat sakit.
Sesuatu
dalam ruangan itu terlalu menyakitkan bagi aku. Entah anggur itu terlalu
tua atau cinta itu terlalu tua bagi aku. Aku merapatkan jaket.
Kamu
memastikan apakah aku sakit. Aku mengiyakan. Kamu memastikan
lagi apakah datang ke rumah kamu hujan-hujan adalah penyebabnya. Aku
mengiyakan lagi.
Sebotol
mahal anggur putih ada di depan mata kamu, tapi kamu tak pernah
tahu. Kamu terus menanti. Segelas air putih.
nilai : a) moral : merawat teman yang sakit
b) kemanusiaan : - cinta, kamu yang telah
mencintai seseorang
- bersahabat, persahabatan antara aku
dan kamu
c) budaya : budaya barat,
bersulang minuman anggur
amanat : Terkadang
kita mengetahui penyelesaian dari masalah kita sendiri. Kita hanya perlu
merenung dan memberikan pertanyaan kepada diri sendiri untuk mendapatkan
jawaban.
________________________________________________________________________________judul : Malaikat Juga Tahu
Malaikat
Juga Tahu merupakan cerpen kedua dalam Rectoverso, menceritakan persahabatan
Abang dengan tokoh perempuan. Abang mengidap autis pada saat dunia kedokteran
masih awam soal autisme sehingga tak pernah tertangani dengan baik.
Perempuan
itu hafal rutinitas ketat Abang. Abang memangkas rumput setiap Selasa, Kamis,
dan Sabtu. Mencuci baju putih setiap Senin, baju gelap setiap Rabu, baju
berwarna sedang setiap Jumat. Masih ada rutinitas-rutinitas lainnya yang saklek.
Mengubah rutinitas itu sama saja dengan menawar bumi agar berhenti mengedari
matahari.
Banyak
orang bertanya-tanya tentang persahabatan, topik obrolan mereka, dan apa
kegiatan perempuan itu selama bersama Abang. Bukannya tidak mungkin
berkomunikasi wajar dengan Abang, hanya saja perlu sabar. Sekalipun Abang
pandai menghafal dan bermain angka, ia tak bisa mengobrolkan makna. Dia tidak
memahami mengapa orang-orang harus pergi bekerja dan mengapa mereka
bercita-cita.
Perempuan
itu tahu sesuatu yang orang lain tidak.
Abang adalah pendengar yang luar biasa. Perempuan itu bisa bebas bercerita
masalah percintaannya yang berjubel. Tidak seperti kebanyakan orang, Abang
tidak berusaha memberikan solusi. Abang menimpali keluh kesahnya dengan
menyebutkan daftar album Genesis dan tahun berapa saja terjadi pergantian
anggota. Abang tidak bisa beradu mata lama, tapi sedetik pun Abang tak pernah
pergi darinya. Abang bisa jadi sahabat luar biasa.
Barangkali
semuanya tetap sama jika Bunda (ibu Abang) tidak menemukan surat yang ditulis
Abang. Ia menulis surat cinta-
kumpulan kalimat tak tertata yang bercampur dengan menu makanan Dobi, blasteran
Doberman yang tinggal tunggu ajal. Tapi Bunda tahu itu adalah surat cinta.
Perempuan itu masuk dalam rutinitas Abang.
Sang
adik (adik abang) memacari perempuan itu. Bunda mengajak bicara adik dan
perempuan itu. Bunda memaksa perempuan itu harus tetap datang setiap malam
minggu, dan mereka tidak boleh terlihat seperti kekasih. Hanya dengan cara itu
Abang dapat bertahan. Selepas berbicara dengan Bunda, mereka sepakat untuk
selamanya pergi dari kehidupan rumah itu. Tidak mungkin mereka terpenjara
setiap minggu di sana. Lalu, Abang mengamuk setiap malam minggu.
nilai : a) moral :
berteman tanpa memandang kecacatan orang lain
b) kemanusiaan : - bersahabat, persahabatan antara
Abang dan perempuan itu
- cinta, Abang yang mencintai perempuan itu
c) budaya : kawin lari, sang
adik bersama perempuan itu pergi selamanya dari rumah Bunda
amanat : Bisa jadi seseorang yang
memiliki kekurangan akan tetap bisa menjadi sahabat luar biasa. Namun
persahabatan luar biasa itu bisa jadi juga memerlukan usaha luar biasa. _________________________________________________________________________________
judul :
Selamat Ulang Tahun
sinopsis :
Cerpen
ketiga dalam Rectoverso ini menceritakan tokoh aku menunggu diucapkan
selamat ulang tahun oleh sahabatnya, tokoh kamu. Lagi-lagi cerpen ini hanya
berisikan tokoh aku dan kamu.
Kamu
selalu tergila-gila berprosesi. Perayaan dan peringatan menyesaki kalender
mereka berdua sepanjang tahun. Dengan cara kamu mengagumkan momentum, kamu
membuat aku ikut percaya betapa sakralnya peluk cium 14 Februari yang
harus jatuh tepat pada 00.00. Kamu membuat aku percaya ada poin
tambahan jika memperlakukan hidup seperti arena balap lari.
Malam
itu kamu menantang aku berhitung dengan stop-watch. Seharusnya
telepon aku berdering, tetapi detik itu, jarum jam itu terus berlalu. Aku
masih menunggu kamu mengucapkan apa yang harusnya kamu ucapkan,
berjam-jam yang lalu: selamat ulang tahun.
nilai : kemanusiaan, yaitu berharap. Aku
berharap diucapkan selamat ulang tahun
oleh sahabatnya
amanat :
Seharusnya kita menepati janji dan konsisten terhadap perkataan kita. oleh sahabatnya
_________________________________________________________________________________
judul : Aku
Ada
sinopsis :
Aku
Ada menceritakan Kirana, hantu yang selalu ‘mengikuti’ sahabatnya ketika
masih hidup yaitutokoh kau. Bahasa yang Kirana tahu kini hanya perasaan. Kirana
mencintai kau tanpa perlu apa-apa. Ada pesan yang ingin disampaikan
Kirana kepada kau, tinggal cara yang menyimpan rahasia.
Senja
itu, kau sedang berjalan di pantai. Seorang lelaki berlari menyusul kau,
meneriakkan keras nama kau hingga
kau menoleh. Kau berseri. Rona yang dihafal Kirana kembali lagi.
Kirana ingin meneriakkan bahagia itu, tetapi entah dengan cara apa.
Lelaki
itu dan kau saling mendekap erat. Lelaki itu bertanya, kapan kau
pulang. Namun, kau menggeleng dan berkata bahwa kau ingin di sana
sebentar lagi. Lelaki itu mengangguk mantap. Ia tahu ke mana hati kau
berlabuh, dan ke mana sesekali hati kau berlayar.
Kau
menunggu lelaki itu pergi sebelum kembali melangkah. Tak ada jejak Kirana di
samping kau. Tak ada siapa-siapa. Namun, Kirana merasa mereka
melangkah bersama. Entah bagaimana bisa begitu.
Jarang
kau menangis, tetapi mata kau terus bertanya. Bahasa Kirana yang
hanya rasa susah melekat pada kata, tetapi Kirana tahu apa yang kau tanya, dan Kirana tahu jawabannya. Di
karang kecil yang selalu sama, langkahmu terhenti. Kau duduk di sana
menghadap lautan. Napas dan duduk kau mulai kaku. Seperti ingin selaras
dengan ombak, napas kau kian panjang, hingga di satu titik berubah
memburu. Terjadi gemuruh di lautan hati kau. Kau melorot dari
karang itu. Punggung kau berguncang.
Kirana
tahu apa yang terjadi, apa yang kau tangiskan, apa yang bisa menghibur kau,
tetapi cara itu masih menjadi rahasia. Kau berlari menuju ombak, mencoba
bunuh diri. Ingin rasanya Kirana ikut berlari, berteriak agar kau
kembali, mencengkeram bahu kau agar tahu Kirana ada di sini.
Kayuhan
kau terhenti. Kau merasakan ombak yang dengan aneh mengembalikan kau
mundur. Kau menatap laut dengan tatapan asing. Mata kau
berkaca-kaca, bibir kau tersenyum, lalu kau mulai menangis sambil
tertawa. Kirana tahu apa yang kau sadari, syukuri, dan kini aku tahu
cara berbicara denganmu.
Pesan
itu tiba. Kau hanya perlu merasa dan biarkan alam berbicara. Kirana dan kau
hari itu sama-sama mengetahui rahasia: cinta adalah Kirana, cinta adalah kau,
cinta adalah lelaki itu, cinta tak pernah mati, dan Kirana tahu kau tahu
Kirana ada.
nilai :
estetika, yaitu terdapat keindahan bahasa dalam cerpen ini. contoh:
“Matamu
mencari bola merah yang disembunyikan
aranakan awan mendung. .... Sesekali pula kau buang pandangan ke belahan langit
di bahu kananmu, yang berwarna-warni antara ungu, biru, dan abu, yang
menggetarkanmu sama hebatnya dengan bola merah yang kau telisik sejak tadi.”
amanat :
Hargai nyawa diri sendiri dan jangan bunuh diri._________________________________________________________________________________
judul : Hanya
Isyarat
sinopsis :
Hanya Isyarat
menceritakan tokoh aku yang penasaran tentang warna mata seorang wanita, dan tokoh
aku tertarik padanya. Entah hijau, entah coklat muda. Tempat hiburan malam itu
memang didesain dengan penerangan yang buruk. Bohlam berkelip-kelip
warna-warni, sebaiknya jangan dilihat lebih dari satu menit karena membuat mata
sakit. Salah satu di antara wanita itu dan teman-temannya meminta lampu-lampu
itu dimatikan. Sakelar dipadamkan.
Sesungguhnya, aku hanya
ingin melihat wanita itu dari belakang. Namun, aku terpaksa duduk di
samping wanita itu karena aku diajak bermain bertukar cerita paling
sedih, dan yang menang boleh memilih siapa pun untuk melakukan apa pun dan
tidak boleh ditolak. Aku memenangkan permainan dan meminta wanita itu
untuk menghidupkan kembali lampu warna-warni tadi.
Lalu aku
memilih untuk kembali duduk lebih jauh di belakang wanita itu. Aku sudah
melihat mata wanita itu. Matanya cokelat muda. Itu sudah lebih dari cukup bagi aku.
nilai : a)
budaya : budaya
Barat, yaitu tempat hiburan malam
b) kemanusiaan : tertarik terhadap lawan jenis, ditunjukkan oleh si
pria yang tertarik kepada si wanita
c) moral :
merasa cukup dan tidak berkeinginan berlebih, ditunjukkan oleh sikap si pria
amanat :
Sebaiknya kita merasa cukup dan tidak berkeinginan berlebih. _________________________________________________________________________________
judul : Peluk
sinopsis :
Peluk menceritakan tokoh
aku yang ingin berpisah dengan kekasihnya. Kedua kekasih itu bertengkar. Si
perempuan tidak ingin berpisah dengan tokoh aku.
Hati adalah air, aku
menyimpulkan. Baru mengalir jika menggulir dari tempat tinggi ke tempat yang
lebih rendah. Ada gravitasi yang secara alamiah menggiringnya. Jika peristiwa
jatuh hati diumpamakan air terjun, aku bersama kekasih sudah merasakan
terjun, jumpalitan, lompat indah. Namun, kanal hidup membawa aliran itu ke
sebuah tempat datar, dan hati aku berhenti mengalir.
Aku hanya ingin mengalir.
Hati aku belum mau mati. Menurut aku, aliran itu harus kembali
memecah dua agar aku dan kekasih sama-sama bergerak. Kekasih tidak terima dan meledak
murka. Bentakannya membuat aku tahu-tahu merengkuhnya. Berangsur, tubuh
kekasih tenang. Aku dan kekasih menangis. Lengan kekasih balik mendekap aku.
Aku
tahu aku telah dimengerti, lalu aku pergi dan tak kembali.
nilai : estetis, yaitu aku mengasosiasikan hati dengan air
amanat : Sebaiknya
kita tidak memulai hubungan kasih bila kita tidak serius sehingga akhirnya hanya berujung pisah.________________________________________________________________________________
judul : Grow
a Day Older
sinopsis :
Grow a Day Older
menceritakan tokoh aku, seorang wanita yang telah memiliki pacar, tetapi juga saling
tertarik kepada tokoh dia, pria lain yang juga sudah punya pacar. Aku
ingin meninggalkan dia dengan cara mengirim kado ulangtahun berisi tape
rekaman lagu buatan aku sendiri, kartu ucapan, dan surat perpisahan ke
resepsionis kantor dia. Namun rencana aku gagal, aku bertemu
dia tepat di resepsionis kantor.
Dia
mengajak aku ke ruangannya. Setelah bercakap-cakap dan berpelukan, aku
berubah pikiran dan dengan cepat mengambil surat perpisahan dari paket kado.
nilai :
moral, yaitu tokoh aku berusaha menjadi setia
amanat : Sudah
selayaknya seseorang setia kepada pasangannya.________________________________________________________________________________
judul : Cecak
di Dinding
sinopsis :
Cecak di Dinding berisi
tentang seorang pelukis yang mencintai perempuan penggemar lukisannya. Namun
ternyata perempuan tersebut telah dipacari oleh sahabatnya dan akan menikah.
Pelukis itu patah hati.
Pelukis itu
melukis ruangan kosong di rumah sahabatnya menjadi sebuah studio lukis yang
khusus dipersembahkan untuk perempuan itu sebagai hadiah pernikahan. Ia
melukis, sampai lewat tengah malam, hingga tertidur lelah di lantai studio. Ada
kelegaan luar biasa yang dirasanya. Dalam studio itu, akhirnya ia mengetahui
apa yang ia inginkan. Bahagia dengan satu kejujuran. Kemudian, berserah dalam
ketakberdayaan. Ia bahkan tidur sambil tersenyum.
Mengendap-endap,
perempuan itu membuka pintu studionya. Lampu di studio masih menyala benderang.
Didapatinya ruangan itu terlihat kosong tanpa lukisan. Tentu saja terlihat
kosong karena perempuan itu tidak tahu bahwa si pelukis menggunakan bahan fluoroscense.
Lambat laun, sehamparan pola muncul. Dan ketika pandangannya terfokus, hamparan
itu tahu-tahu menyesaki ruangan bagai air bah yang menerjangnya tanpa diduga.
Terdengan
bunyi sakelar lamu dimatikan. Studio itu gulita dan pada detik yang sama, ia
merasa dikepung larik-larik sinar menyilaukan. Ratusan cecak berpendar,
menyelimuti dinding dan langit-langit. Membungkusnya dalam takjub.
Pelukis berjalan mendekat, lalu berdiri sangat dekat
dengan perempuan itu. Pelukis itu membisikkan kutitipkan mereka untuk
menjaga kamu... mengagumi kamu. Lalu, pelukis itu pergi.
Cecak-cecak
di dinding. Diam-diam merayap. Hati perempuan itulah nyamuk, yang... Hap!
Selamanya tertangkap.
nilai : a)
estetis : keindahan
studio lukis
b) kemanusiaan : cinta, pelukis mencintai perempuan penggemar lukisannya
amanat : Sebaiknya
kita ikhlas terhadap apa yang tidak bisa kita miliki.________________________________________________________________________________
judul :
Firasat
sinopsis :
Firasat menceritakan tokoh
aku yang tertarik dengan ketua di sebuah kelompok yang bernama Firasat. Firasat
merupakan suatu kelompok dengan kegiatan saling bertukar pengalaman tentang
firasat yang mereka alami. Berbagai firasat telah mereka bagi kepada anggota
kelompok yang lain. Namun, sejak awal bergabung aku itu tak pernah
sekali pun berkisah tentang firasatnya. Aku lebih memilih untuk diam
karena merasa mendengarkan sudah cukup.
Tujuan aku
ikut dalam Firasat adalah pria itu. Pada pertemuan yang ke-52 aku
membawa kue yang nantinya akan aku bagikan ke seluruh anggota kelompok.
Kue itu semata-mata aku bawa karena pertemuan kali ini adalah tepat
setahun aku bergabung dengan kelompok itu. Aku pun tak lupa membawakan
sepotong kue untuk pria itu.
Lama kelamaan
aku dan pria itu dekat. Pada suatu hari pria itu pamit untuk pulang ke
kampungnya. Aku sedih dan memiliki firasat buruk tentang kepulangannya,
tetapi tidak bisa mengungkapkannya. Lalu aku bertanya kepadanya apakah kepulangannya
bisa ditunda. Namun pria itu tetap akan pulang pada hari tersebut. Aku
hanya mampu berpesan agar pria itu agar cepat pulang. Semua sungai pulang ke
laut, kata pria itu.
Esok harinya, firasat itu
semakin jelas. Aku mengetahuinya sejak berjumpa dengan pria itu kali
pertama. Aku merasakannya semenjak ia mendekat. Sebagaimana aku
tahu soal mendiang ayah aku. Aku berlari ke tengah hujan. Dia
sudah ‘pergi’.
Ibu
menenangkan aku. Setitik rasa
hangat muncul, berbaur dengan dingin dingin hujan. Menggundung di pelupuk mata aku,
lalu meleleh di pipi. Ibu tahu ke mana air hujan ini pergi? setengah
berbisik aku bertanya. Ibu mengangguk, Ke laut, Nak.
nilai : a)
moral :
berbagi, aku berbagi kue dengan
klub Firasat
b) kemanusiaan : cinta, aku mencintai pria itu
amanat :
Sebaiknya kita mengikhlaskan apa yang pergi dari kita.________________________________________________________________________________
judul : Tidur
sinopsis :
Tidur mengisahkan tokoh aku, seorang wanita karir yang bekerja di luar
negeri dan harus meninggalkan suami dan dua orang anaknya di Indonesia.
Setelah dua tahun, aku
memutuskan untuk meninggalkan pekerjaan dan kembali kepada keluarga. Pada hari aku
kembali, aku merasa gelisah, canggung yang bercampur aduk di hati. Dalam
pesawat menuju Indonesia, saat para penumpang lain terlelap aku justru
terjaga. Bahkan ketika telah sampai di Jakarta aku tidak langsung pulang
ke rumah, melainkan pergi ke pantai. Kegugupan melumpuhkan aku. Aku
mengalami depresi karena rasa bersalah meninggalkan keluarga.
Aku sampai rumah
pada malam hari ketika suami dan kedua anak terlelap. Dalam hati aku
meminta maaf. Aku merasakan kebahagian dengan cara yang sangat
sederhana, yaitu menatapi ketiganya tidur nyenyak. Aku akan memulai
kembali semuanya dengan benar dari awal.
nilai :
moral, yaitu aku merasa bersalah karena telah meninggalkan keluarganya
untuk bekerja di luar negeri
amanat : bisa
bersama keluarga setaip hari lebih berharga daripada sukses dalam berkarir________________________________________________________________________________
judul : Back
to Heaven’s Light
sinopsis :
Back to Heaven’s Light
menceritakan tokoh aku hadir dalam upacara pemakaman mendiang suami tokoh dia. Para
hadirin bertanya-tanya dalam batin karena dia hanya menangis dan
bersedih ketika suami di penghujung maut, tetapi tidak setelahnya.
Dia hadir
dengan gaun perak abu-abu dan senyuman indah. Sebuah senyuman yang menghela
napas dan membuat aku dan para hadirin berpakaian hitam gemetar. Aku
teringat ketika dia menangis melihat suaminya dengan napas-napas
terakhirnya, dia meminta semua meninggalkan mereka berdua. Semua merasa
tidak berhak untuk menolak. Dia perlu disampingnya di waktu-waktu
terakhirnya.
Lima belas
menit dia telah di dalam ruangan. Namun yang terjadi setelahnya tidak
semua kira. Dia membuka pintu. Air matanya menghilang walau hidungnya
masih merah. Dengan tegap dan tenang dia berkata bahwa suaminya telah
pulang.
Dia
menyambut dengan simpati orang-orang yang datang untuk mengungkapkan turut
berduka dan membebaninya dengan cerita-cerita tentang suaminya. Bahkan
orang-orang menangis, tetapi dia tidak terpengaruh. Orang-orang berkata
kepada dia bahwa semuanya akan baik-baik saja, tetapi jelas dia
terlihat baik-baik saja dan orang-orang tersebut justru tidak. Orang-orang
berkata kepadanya bahwa dia boleh menangis. Namun dia menjawab
bahwa dia akan berduka lain waktu. Hari-hari telah berlalu tetapi dia
tetap tidak berduka.
Dengan
pelantang dia berkata bahwa tidak ada yang perlu disalahkan dan dia
telah memaafkan suaminya atas kepergiannya, memaafkan dirinya sendiri untuk
tetap, dan memaafkan hidup karena telah membuat kelahiran dan kematian.
Dia
bercerita bahwa tak lama setelah dia dan suami menikah, suaminya
bermimpi. Suaminya bepergian di lautan hitam, sendiri di perahu malam.
Kegelapan itu terlihat tanpa batas. Tiba-tiba dia melihat cahaya halus.
Suaminya berhenti bercerita dan menangis. Dia bertanya mengapa suaminya
menangis, mungkin saja itu cahaya surga. Suaminya menjawab kamu yang aku
lihat di cahaya.
Orang-orang
menangis, dan dia lanjut bercerita. Hal itu terjadi kembali ketika
suaminya sekarat. Suaminya berkata Aku kembali ke lautan gelap tanpa mula
tanpa akhir. Mengapa kamu menangis? Aku akan menemukanmu lagi.
Dia
tidak berduka karena suaminya ada di hatinya. Kini aku paham, dan suami dia
juga ada di hati aku.
nilai :
moral, yaitu tokoh dia yang tegar ditinggal suaminya
amanat : Sebaiknya
kita tegar dan sabar atas cobaan yang menimpa kita.
Baca juga: Ulasan Penokohan Novel Supernova 3: Petir
Tidak ada komentar:
Posting Komentar