Namun jika
engkau berdakwah dan berkeyakinan bahwa engkau butuh pada dakwah, maka
bangkitlah dan memohonlah pertolongan pada Allah.”
- Syaikh
Prof. Dr. Shalih bin ‘Abdul Aziz Sindi hafizhahullah
Ya. Bila
kita merasa butuh pada dakwah, maka mari bangkit untuk menuntut ilmu mulai dari
yang fardhu 'ain seperti: tauhid, aqidah, rukun iman, rukun Islam, thaharah,
wajib-haram, dsb.
Lalu ilmu
yang fardhu kifayah, seperti: menghafal alquran, hadits dan ilmu hadits, ilmu
ushul, fiqih, nahwu, bahasa Arab, sharaf, ilmu perawi hadits, dan perselisihan
ulama.
Jika kita belum
menguasai ilmu yang fardhu 'ain, maka prioritaskanlah fardhu 'ain terlebih
dahulu daripada yang fardhu kifayah
Mengapa
ketika kita merasa membutuhkan dakwah, justru wajib menuntut ilmu agama dahulu?
Karena fardhu kifayah ini—dakwah—tidak akan sempurna tanpa didahului menuntut
ilmu. Percayalah, berdakwah sebelum menuntut ilmu agama pasti lebih merusak
daripada memperbaiki
Apa Islam
itu?
Apa
konsekuensi menjadi seorang muslim?
Apa makna
"لا إله إلا الله"?
Allah berada
di atas Arsy, atau berada di mana-mana?
Bagaimana
aqidah ahlussunnah wal jama'ah?
Apa itu mashlahat
dan mudharat dalam kacamata Islam?
Sungguh,
bila kita bingung menjawab salah satu pertanyaan mendasar tersebut, belajarlah
ilmu fardhu 'ain lagi. Kita tidak boleh berbicara hal-hal besar kalau hal
mendasar saja belum dikuasai.
Bersamaan
dengan menuntut ilmu, kita berdakwah sesuai dengan kapasitas diri, menyampaikan
hanya ketika yakin, dan diam ketika tidak tahu.
Imam Asy-Sya'bi
rahimahullah berkata: "Perkataan 'Aku tidak tahu' adalah setengah
ilmu".
Riwayatnya
shahih dikeluarkan oleh ad-Darimi (1/180)
Oleh
saudaramu yang menginginkan kebaikan untukmu,
-Muhammad
Evan Anindya Wahyuaji-
by: Evan |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar