Kamis, 09 Maret 2017

Ceramah Bahasa Indonesia - "Budaya Ragam Lisan Multi Bahasa"



ceramah
Budaya Ragam Lisan Multi Bahasa

AssalaamuAlaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh
Para audiens yang saya hormati, pertama-pertama marilah kita panjatkan puji syukur pada Allah Swt. Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang karena pada kesempatan kali ini Allah memberikan nikmat sehat dan nikmat sempat kepada kita sehingga dapat berkumpul di tempat ini tanpa kurang suatu apapun. Tak lupa shalatawat serta salam kita junjungkan kepada nabi agung kita Muhammad SAW. Semoga kita akan mendapatkan syafaatnya kelak ketika akhir zaman nanti.
Selanjutnya, saya ucapkan terimakasih kepada para audiens yang sudah berkenan hadir untuk bersama-sama berbagi ilmu pada kesempatan kali ini. Maksud saya untuk menyampaikan ceramah “Budaya Ragam Lisan Multi Bahasa” pada kesempatan kali ini adalah untuk berbagi pengetahuan tentang poliglot.
Poliglot. Poliglot berasal dari dua kata, yaitu poli dan glot. Poli berarti banyak, dan glot artinya lidah. Poliglot bukan berarti berlidah banyak, tetapi poliglot adalah menguasai banyak bahasa. Jadi, pada kesempatan kali ini marilah kita berbagi ilmu tentang keuntungan menguasai berbagai bahasa atau berpoliglot.
Mengapa kita perlu berpoliglot? Alasannya adalah berpoliglot memiliki banyak manfaat, hal ini bisa terkait dengan bahasa mana saja yang kita kuasai. Tentunya kita sekarang ini menguasai minimal dua bahasa, yakni bahasa Indonesia dan bahasa daerah. Dan kebetulan kita berdomisili di Daerah Istimewa Yogyakarta sehinga bahasa daerah kita adalah bahasa Jawa.
Seperti yang saya sebutkan sebelumnya, menguasai bahasa tertentu memiliki keuntungan maupun manfaat bagi kita. Yang tentunya harus dan memang kita kuasai adalah bahasa Indonesia. Menguasai bahasa Indonesia sangat menguntungkan karena percakapan tidak hanya terbatas dengan suku tertentu, misalkan suku Jawa yang menggunakan bahasa Jawa. Bayangkan apabila tidak ada bahasa Indonesia, maka bercakap-cakap antar suku bisa dibilang merepotkan.
Yang kedua, kita tentunya menguasai bahasa daerah, yaitu bahasa Jawa. Bahasa ini merupakan identitas budaya yang perlu dijaga, dan bisa jadi mengandung norma kesopanan seperti bahasa Jawa yang bertingkat, mulai dari ngoko lugu sampai kromo alus.
Misalkan kita menguasai bahasa Inggris, banyak literatur-literatur dan ilmu-ilmu yang tersedia dalam bahasa Inggris, hal ini berarti menguasai bahasa Inggris dapat menjadi gerbang ilmu bagi kita.
Misalkan kita menguasai bahasa Arab, banyak buku-buku dan ilmu keagamaan berkualitas yang berbahasa Arab, kita dapat belajar agama dengan lebih lancar dan luwes apabila menguasai bahasa Arab. Apalagi apabila kita sudah bisa melantunkan bahasa Arab seperti bahasa Indonesia ataupun bahasa daerah yang setiap kali kita ucapkan, maka kita dapat melantunkan doa-doa dalam salat maupun ibadah lainnya dengan mengetahui setiap maknanya.
Selain itu, menguasai banyak bahasa atau berpoliglot menimbulkan sikap menghargai perbedaan. Hal ini didapat dari dimengertinya bahwa pola setiap bahasa adalah berbeda, begitu juga dengan pendapat atau sikap atau opini setiap individu.
Berpoliglot juga bisa mendatangkan rezeki. Profesi sebagai penerjemah atau interpreter bisa kita kantongi sebagai profesi utama atau cadangan. Tidak hanya sebagai penerjemah lisan, kita juga bisa menjadi penerjemah tulisan. Penghasilan penerjemah buku maupun web tidak kalah menggiurkan dengan profesi lainnya, apalagi bila untuk buku atau web terkemuka, facebook dan google misalnya.
Ada banyak sekali manfaat dalam mempelajari beragam bahasa, semakin banyak bahasa yang dikuasai semakin banyak pula manfaat yang didapat. Mari kita mempelajari banyak bahasa namun jangan sampai bahasa sendiri, yaitu bahasa Indonesia dan bahasa daerah ditinggalkan
Sekian yang bisa disampaikan dari saya, untuk kesalahan, kurang-lebihnya saya mohon maaf. Yang benar dan baik-baik itu dari Allah Subhanahu wa ta’ala, dan yang buruk dan salah itu dari saya. Terima kasih.
Wassalaamu’Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar