AssalaamuAlaikum
Warrahmatullahi Wabarakatuh
Para audiens
yang saya hormati, pertama-pertama marilah kita panjatkan puji syukur pada
Allah Swt. Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang karena pada kesempatan kali
ini Allah memberikan nikmat sehat dan nikmat sempat kepada kita sehingga dapat
berkumpul di tempat ini tanpa kurang suatu apapun. Tak lupa shalatawat serta
salam kita junjungkan kepada nabi agung kita Muhammad SAW. Semoga kita akan
mendapatkan syafaatnya kelak ketika akhir zaman nanti.
Selanjutnya,
saya ucapkan terimakasih kepada para audiens yang sudah berkenan hadir untuk
bersama-sama berbagi ilmu pada kesempatan kali ini. Maksud saya untuk
menyampaikan ceramah “Budaya Ragam Lisan Multi Bahasa” pada kesempatan kali ini
adalah untuk berbagi pengetahuan tentang poliglot.
Poliglot.
Poliglot berasal dari dua kata, yaitu poli dan glot. Poli berarti banyak, dan
glot artinya lidah. Poliglot bukan berarti berlidah banyak, tetapi poliglot
adalah menguasai banyak bahasa. Jadi, pada kesempatan kali ini marilah kita
berbagi ilmu tentang keuntungan menguasai berbagai bahasa atau berpoliglot.
Mengapa kita
perlu berpoliglot? Alasannya adalah berpoliglot memiliki banyak manfaat, hal
ini bisa terkait dengan bahasa mana saja yang kita kuasai. Tentunya kita sekarang
ini menguasai minimal dua bahasa, yakni bahasa Indonesia dan bahasa daerah. Dan
kebetulan kita berdomisili di Daerah Istimewa Yogyakarta sehinga bahasa daerah
kita adalah bahasa Jawa.
Seperti yang
saya sebutkan sebelumnya, menguasai bahasa tertentu memiliki keuntungan maupun
manfaat bagi kita. Yang tentunya harus dan memang kita kuasai adalah bahasa
Indonesia. Menguasai bahasa Indonesia sangat menguntungkan karena percakapan
tidak hanya terbatas dengan suku tertentu, misalkan suku Jawa yang menggunakan
bahasa Jawa. Bayangkan apabila tidak ada bahasa Indonesia, maka bercakap-cakap
antar suku bisa dibilang merepotkan.
Yang kedua, kita
tentunya menguasai bahasa daerah, yaitu bahasa Jawa. Bahasa ini merupakan
identitas budaya yang perlu dijaga, dan bisa jadi mengandung norma kesopanan
seperti bahasa Jawa yang bertingkat, mulai dari ngoko lugu sampai kromo alus.
Misalkan kita
menguasai bahasa Inggris, banyak literatur-literatur dan ilmu-ilmu yang
tersedia dalam bahasa Inggris, hal ini berarti menguasai bahasa Inggris dapat menjadi
gerbang ilmu bagi kita.
Misalkan kita
menguasai bahasa Arab, banyak buku-buku dan ilmu keagamaan berkualitas yang
berbahasa Arab, kita dapat belajar agama dengan lebih lancar dan luwes apabila
menguasai bahasa Arab. Apalagi apabila kita sudah bisa melantunkan bahasa Arab
seperti bahasa Indonesia ataupun bahasa daerah yang setiap kali kita ucapkan,
maka kita dapat melantunkan doa-doa dalam salat maupun ibadah lainnya dengan
mengetahui setiap maknanya.
Selain itu,
menguasai banyak bahasa atau berpoliglot menimbulkan sikap menghargai
perbedaan. Hal ini didapat dari dimengertinya bahwa pola setiap bahasa adalah
berbeda, begitu juga dengan pendapat atau sikap atau opini setiap individu.
Berpoliglot
juga bisa mendatangkan rezeki. Profesi sebagai penerjemah atau interpreter bisa kita kantongi sebagai
profesi utama atau cadangan. Tidak hanya sebagai penerjemah lisan, kita juga
bisa menjadi penerjemah tulisan. Penghasilan penerjemah buku maupun web tidak
kalah menggiurkan dengan profesi lainnya, apalagi bila untuk buku atau web
terkemuka, facebook dan google misalnya.
Ada banyak
sekali manfaat dalam mempelajari beragam bahasa, semakin banyak bahasa yang
dikuasai semakin banyak pula manfaat yang didapat. Mari kita mempelajari banyak
bahasa namun jangan sampai bahasa sendiri, yaitu bahasa Indonesia dan bahasa
daerah ditinggalkan
Sekian yang
bisa disampaikan dari saya, untuk kesalahan, kurang-lebihnya saya mohon maaf.
Yang benar dan baik-baik itu dari Allah Subhanahu wa ta’ala, dan yang buruk dan
salah itu dari saya. Terima kasih.
Wassalaamu’Alaikum
Warahmatullahi Wabarakatuh
Tidak ada komentar:
Posting Komentar