Jumat, 10 Maret 2017

Sahabat Nabi Muhammad SAW - Zubair bin Awwam

Sahabat Nabi Muhammad SAW - Zubair bin Awwam
Design By: Evan


     Assalamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh

     Zubair bin Awwam adalah salah seorang sahabat yang mulia. Ia termasuk 10 orang yang dijamin masuk surga walaupun ia belum meninggal dunia. Ia salah seorang dari enam ahli syura, yang memusyawarahkan pengganti khalifah Umar bin Khattab, ini merupakan pengakuan terhadap keilmuan dan kematangannya.

     Zubair mempunyai akar keturunan yang mulia dan garis keluarga yang terhormat. Dia berasal dari bangsawan Quraisy, tumbuh di kalangan Bani Abdi Manaf, kakeknya adalah Abdul Muththalib, ibunya Shafiyyah binti Abdul Muththalib, dan putra-putra Abdul Muththalib yang lain merupakan paman-pamannya. Dengan demikian dia mempunyai hubungan kekerabatan yang sangat dekat dengan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam. Kemudian dia besar di kalangan Bani Asad, dan juga mempunyai hubungan kerabat melalui perkawinan dengan Bani Umayyah, Bani Taim, Bani Adi, dan lain-lain.

     Sahabat Rasulullah ini dilahirkan 28 tahun sebelum hijrah, masuk Islam di Mekah saat berusia 15 tahun melalui perantara Abu Bakar ash-Shiddiq radhiallahu ‘anhu. Tentu saja keislamannya menimbulkan kemarahan orang-orang kafir Quraisy, terutama dari kalangan keluarganya. Pamannya menggulung badannya dengan tikar, lalu dipanaskan dengan api agar ia kembali ke agama nenek moyangnya. Namun dengan keyakinan yang kuat ia katakan, “Aku tidak akan kembali kepada kekufuran selama-lamanya."
     Di antara keistimewaan Zubair yang lainnya adalah ia turut serta dalam dua kali hijrah, hijrah ke Habasyah lalu menikah dengan putri Abu Bakar, Asma binti Abu Bakar radhiallahu ‘anha, kemudian ke Madinah dan mendapat anugerah putra pertama yang diberi nama Abdullah dan putra kedua Mush’ab radhiallahu ‘anhuma.
     Zubair radhiyallahu ‘anhu sangat merindukan derajat gugur sebagai syahid dan mati di jalan Allah. Setiapkali dia memasuki medan peperangan, dia selalu menggenggam ruhnya di telapak tangannya ( maksudnya dia telah siap untuk mati). Akan tetapi, selama mengikuti sejumlah peperangan dalam Islam, Zubair radhiyallahu ‘anhu tidak pernah terbunuh.

    Zubair bin Awwam radhiallahu ‘anhu wafat pada bulan Rabiul Awal tahun 36 H. Saat itu beliau berusia 66 atau 67 tahun. Ia dibunuh oleh seorang yang bernama Amr bin Jurmuz. Kabar wafatnya Zubair membawa duka yang mendalam bagi amirul mukminin Ali bin Abi Thalib radhiallahu ‘anhu, ia mengatakan, “Nerakalah bagi pembunuh putra Shafiyyah ini.” Saat pedang Zubair dibawakan ke hadapannya, Ali pun menciumi pedang tersebut sambil berurai air mata, lalu berucap “Demi Allah, pedang yang membuat pemilikinya mulia (dengan berjihad) dan dekat dengan Rasulullah (sebagai hawari pen.).
     Setelah jasad Zubair dimakamkan, Ali mengucapkan kalimat perpisahan kepada Zubair, “Sungguh aku berharap bahwa aku, Thalhah, Zubair, dan Utsman termasuk orang-orang yang difirmankan Allah,
وَنَزَعْنَا مَا فِي صُدُورِهِمْ مِنْ غِلٍّ إِخْوَانًا عَلَى سُرُرٍ مُتَقَابِلِينَ
     “Dan Kami lenyapkan segala rasa dendam yang berada dalam hati mereka, sedang mereka merasa bersaudara duduk berhadap-hadapan di atas dipan-dipan.” (QS. Al-Hijr: 47)
   Ali menatap kubur Thalhah dan Zubair sambil mengatakan, “Sungguh kedua telingaku ini mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Thalhah dan Zubair berjalan di surga.”
     Dari kisah di atas, kita hendaknya meneladani perilaku Zubair bin Awwam. Semoga kita senantiasa diridhai Allah dan selalu berada di jalan Allah. Aamiin

     Wassalaamu'alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh

Text by: Annisa Ayu P
Design by: Muh Evan Anindya W
juga dimuat dalam Instagram dan OA Line POH Rohis Al-Uswah

https://sahabatnabi.com/589-biografi-sahabat-nabi-zubair-bin-awwam-masa-kecil-remaja-dan-masuk-islam-seri-1.html 
https://kisahmuslim.com/1667-zubair-bin-awwam.html

Baca juga: Sunan Gresik (Maulana Malik Ibrahim)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar